Lewati ke konten utama
Eropa

Pelatihan Simulasi | Saling Bertukar Peran

Bacalah bagaimana prinsip pembelajaran melalui pengalaman mendukung dampak pelatihan simulasi terhadap perawatan stroke.
Angels team 9 Agustus 2021

Konsultan Angels, Maria Koneva menyatakan secara singkat: "Setelah melakukannya, Anda akan mengetahuinya selamanya." Bacalah bagaimana prinsip pembelajaran melalui pengalaman mendukung dampak pelatihan simulasi terhadap perawatan stroke.

" "

Pada permulaan 2019, hanya 1 dari 200 pasien stroke di Ukraina yang menerima terapi rekanalisasi farmakologis. Angka trombektomi bahkan jauh lebih rendah, hampir tidak menyentuh 1 di antara 1000 pasien. Meskipun angka rekanalisasi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun kenaikannya terbilang sangat minim. 

Kenaikan angka rekanalisasi dalam satu tahun bahkan tidak mencapai lebih dari 31 poin persentase, tetapi hal ini mulai mengalami perubahan.

Berawal pada Februari 2019, sebuah tim beranggotakan ahli neurologi dan pendidik neurologi mengadakan pelatihan perawatan stroke akut di hadapan 106 anggota tim stroke dari seluruh wilayah Ukraina. Sepuluh kelompok lintas disiplin beranggotakan ahli neurologi, ahli bedah saraf, perawatan stroke, dan dokter ICU dan EMS menghadiri Pelatihan Simulasi Stroke yang berlangsung selama dua hari di Rumah Sakit Daerah Poltava di belahan timur negara tersebut, tempat Pusat Simulasi – yang kedua di Eropa Timur – dibuka pada Hari Stroke Dunia pada tahun 2018.

Dalam Kongres Stroke Dunia pada tahun berikutnya, dilaporkan bahwa pada akhir 2019 jumlah total pasien yang menjalani terapi rekanalisasi di Ukraina telah meningkat sebesar 90%, dan angka trombolisis di rumah sakit yang berpartisipasi dalam pelatihan tersebut mencapai lebih dari 200%.

Tim Poltava menyimpulkan bahwa pelatihan simulasi untuk perawatan stroke tersebut memberikan dampak yang segera, signifikan, dan terukur terhadap kualitas perawatan.

Pembelajaran penting tentang bagaimana dan mengapa

Manfaat pembelajaran berbasis simulasi sangatlah nyata. Faktanya, Aristoteles yang berkebangsaan Yunani pertama kali mengungkapkan – sekitar 2400 tahun yang lalu – bahwa "hal-hal yang harus kita pelajari sebelum kita dapat melakukannya, kita mempelajarinya dengan melakukannya".

Peran pelatihan simulasi dalam perawatan kesehatan dirintis oleh Dr. David Gaba, seorang ahli anestesiologi yang mengadopsi prinsip pelatihan bagi penerbang dan astronot untuk membantu tenaga kesehatan profesional untuk menguasai keterampilan baru tanpa menimbulkan risiko bagi pasien.

Dalam perawatan stroke darurat, dampak positif dari pelatihan simulasi telah ditunjukkan melalui perbaikan signifikan terhadap penatalaksanaan pasien dalam situasi nyata dan hasil akhirnya sebagai dampak dari, antara lain, waktu yang dicapai melalui kerja sama tim yang lebih baik, dan dokter yang lebih percaya diri dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih cepat.

Siapa saja yang ingin memahami bagaimana dan mengapa pelatihan simulasi dapat meningkatkan perawatan stroke, akan menemukan banyak jawaban baik dalam studi kasus yang ditinjau sejawat dan dalam manfaat pembelajaran melalui pengalaman yang telah dipahami secara luas. Akan tetapi, untuk lima pembelajaran penting mengenai pelatihan berbasis simulasi dalam penanganan stroke, kita dapat juga mengandalkan sekelompok konsultan dan ketua tim Angels Initiative yang membagikan pengalaman mereka seputar beragam simulasi – mulai dari simulasi jalur akut di rumah sakit hingga skenario berbasis pusat simulasi untuk mengoptimalkan pengambilan keputusan dan perawatan pascaakut.

1 Sebuah tempat yang aman untuk belajar dan refleksi

Pelatihan simulasi menghadirkan pembelajaran kelompok kecil dalam sebuah lingkungan yang aman, ujar Silvia Ripamonti, ketua tim Angels untuk lima negara di Eropa Tengah termasuk Republik Ceko dan Bulgaria. Pusat Simulasi ultramodern di Rumah Sakit Universitas St Ann di Brno, Republik Ceko, adalah salah satu pusat simulasi yang paling sering digunakan oleh tim Angels di Eropa. Di Bulgaria, Akademi Stroke yang berlangsung dua hari diadakan di Rumah Sakit Saint Anna di Sofia dan Rumah Sakit Saint Panteleimon di Plovdiv.

"Simulasi meredam rasa takut," ujar Maria Koneva, yang berdomisili di Moskow, Rusia, dan bergabung dengan Angels Initiative karena keinginannya untuk mengubah sistem kesehatan di negaranya.

"Ini merupakan zona aman," Claudia Queiroga menegaskan. Claudia, yang sekarang menjadi anggota Tim Inti Angels Initiative, sebelumnya pernah menjadi konsultan di Portugal dan saat itu mengalami simulasi in-situ untuk fase hiperakut stroke di unit gawat darurat.

Pelatihan simulasi juga memberikan kesempatan untuk merefleksikan tindakan Anda dalam lingkungan yang tidak menghakimi, ia menambahkan.

Simulasi permainan peran umumnya terdiri dari tiga fase, yaitu pengarahan, skenario, dan penyelesaian. Selama tahap penyelesaian, peserta akan menerima umpan balik ahli dalam sebuah lingkungan yang mendukung dan tidak menghakimi. Kesempatan untuk refleksi ini merupakan elemen penting dari pembelajaran melalui pengalaman menurut filsuf dan pembaharu pendidikan John Dewey yang meyakini bahwa "kita tidak belajar dari pengalaman, kita belajar dengan merefleksikan pengalaman".

2 Belajar lebih baik untuk waktu yang lebih lama

Pembelajaran melalui pengalaman dapat mempercepat pembelajaran dan meningkatkan retensi. Peserta tidak hanya membangun keterkaitan pribadi dengan materinya, tetapi mereka juga memetik pelajaran dari kesalahan.

Sungguh menakjubkan mengingat begitu banyak yang dipelajari hanya dalam waktu dua hari, ujar Lev Prystupiuk, konsultan Angels untuk wilayah Eropa Timur dan Asia Tengah. Lev, seorang ahli endokrinologi yang berpengalaman dalam menyediakan perawatan medis sukarela di area pedesaan terpencil di negara asalnya Ukraina, dilibatkan dalam menyiapkan Pusat Simulasi di Poltava. Ia mengatakan bahwa setelah menjalani pelatihan berbasis simulasi di Poltava, para dokter yang sebelumnya tidak berpengalaman dalam menangani stroke mulai mengobati pasien stroke di rumah sakit mereka dan di negara mereka masing-masing.

Pembelajaran tidak hanya meningkat dengan melakukannya, namun juga diperkuat dengan meninjau dan menganalisis rekaman video skenario dan mendapatkan wawasan terkait perilaku mereka sendiri.

"Saat Anda menyaksikan diri Anda sendiri melakukan kesalahan, maka Anda tidak akan pernah melupakannya," ucap Alicia Arjona, seorang konsultan Angels dari Spanyol. Maria Koneva menggaungkan hal ini: "Jika Anda pernah melakukannya, Anda akan mengetahuinya selamanya."

3 Kompetensi, kepercayaan diri, dan koneksi

Ketika dokter yang telah mengikuti pelatihan simulasi mulai mengobati pasien merekamereka merasa percaya diri karena dua alasan, ucap Mateusz Stolarczyk, ketua tim Angels untuk Rusia, Polandia, dan Ukraina. "Salah satunya adalah bahwa mereka mengetahui caranya, dan mereka juga mendapatkan dukungan Angels saat mengimplementasikannya."

Silvia sependapat bahwa "hasil akhir terbesarnya adalah bahwa dokter menjadi lebih percaya diri saat mereka mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari". Inilah kepercayaan diri seseorang yang merasakan manfaat dari skenario pengambilan keputusan melalui permainan peran bersama dokter berpengalaman, mendapatkan umpan balik ahli dalam observasi yang mereka lakukan selama penapisan neurologi, atau memangkas waktu untuk menyelamatkan jiwa dari jalur stroke akut selama simulasi in-situ.

Mereka tidak hanya menerima semua informasi yang relevan dan benar dari para ahli yang terampil dalam menyederhanakan hal yang rumit, mereka juga dapat mengandalkan dukungan dan pendampingan di masa mendatang, tukas Maria .

Pengalaman Silvia menegaskan hal ini: "Ketika seorang dokter yang belum pernah menangani stroke sebelumnya berhasil menyelesaikan pelatihan simulasi, pelatihnya akan berkata, 'Jika pasien pertama datang kepada Anda, hubungi saya.' Dan saat mereka benar-benar menghubungi, mereka akan mendapatkan pendamping melalui telepon yang akan menenangkan mereka, dan mengarahkan untuk mengikuti daftar periksa, dan mematuhi protokolnya."

4 Kerja sama tim lintas disiplin

Kerja sama tim sangat penting dalam kondisi darurat medis, dan komunikasi yang lebih baik antara anggota tim lintas disiplin terutama dalam fase hiperakut merupakan salah satu hasil akhir penting dari pelatihan simulasi.

Tetapi kerja sama tim juga berperan dalam perawatan hiperakut, ucap Claudia, yang baru-baru ini menghadiri lokakarya simulasi pascaakut di Pusat Simulasi di Aveiro, Portugal, bersama dengan manajer proyek Angels, Rita Rodrigues, yang mengoordinasi edukasi dan pelatihan untuk tim konsultan di Eropa dan mengelola partisipasi dalam pertemuan, lokakarya, dan konferensi berskala internasional.

Lokakarya tersebut dihadiri oleh dua tim antardisiplin dari berbagai rumah sakit yang meliputi perawat rehabilitasi, ahli fisioterapi, terapis okupasional, fisioterapis, terapis wicara dan ahli gizi.

Tidak seperti dalam fase hiperakut, para spesialis dalam pascaakut biasanya tidak bekerja sama sebagai sebuah tim, dan sering kali peserta dari rumah sakit yang sama tidak pernah saling bertemu, urai Claudia. "Satu spesialis mungkin hadir di pagi hari, sementara spesialis lainnya di sore hari, dan mereka akan mengandalkan informasi yang ada dalam rekam medik pasien."

Namun demikian, selama lokakarya simulasi di Aveiro, peserta menyadari bahwa kerja sama tim dan pengambilan keputusan bersama antar disiplin dalam perawatan pascaakut sangatlah bermanfaat bagi pasien.

Di samping itu, peserta dapat saling memahami peran satu sama lain dengan baik, dan dengan melakukan tugas yang biasanya dilakukan oleh spesialis lain sebagai bagian dari simulasi, mereka berkesempatan untuk saling merasakan apa yang mereka kerjakan satu sama lain.

"Ini tentunya sangat bermanfaat bagi semangat tim dan membangun tim yang solid," ucap Claudia.

5 Dari perspektif pasien

Dalam simulasi pascaakut, para aktor yang dilibatkan sebagai "pasien" memberikan umpan balik yang berharga dari perspektif pasien, urai Rita, karena menggunakan orang sesungguhnya sebagai pasien menjadikan simulasi terasa lebih nyata bagi peserta dan menghadirkan pengalaman yang benar-benar mendalam.

"Kami melibatkan para aktor tersebut dalam sesi penyelesaian dan tim merasa sangat tertarik untuk menyimak bagaimana persepsi mereka terhadap penapisan dan percakapan selama perawatan berlangsung dan bagaimana rasanya. Tidak pernah ada yang menanyakan kepada pasien, sehingga mendengar perspektif ini tentunya sangat berarti."

Tidak kalah berharga wawasan yang diperoleh dengan memainkan sendiri peran sebagai pasien, itulah yang dirasakan Mateusz Stolarczyk saat ia berperan sebagai pasien dalam sebuah simulasi di St Petersburg.

"Saya merasakan betapa pentingnya memberi tahu pasien perihal apa yang sedang terjadi," ia mengenang. "Saya sadar bahwa itu adalah simulasi, tetapi tetap saja saya merasa gugup."

 

More stories like this

Baru
Malaysia

First Angels Day in Malaysia

Malaysia's first-ever Angels Day in Kuala Lumpur successfully fostered collaboration, shared knowledge, and set a clear strategy for advancing stroke care across the region.
Brasil

Eight thousand heroes and counting

In northeast Brazil, the Angels team took the FAST Heroes campaign to some of the country’s most vulnerable communities and came away inspired. Here they share their experience.
Argentina

A Plan Comes Together in Mendoza

In Mendoza in Argentina we raise our glasses to a telestroke success story involving two doctors – one who had the misfortune of suffering a stroke, and one who had the privilege of treating him.
Bergabunglah dengan komunitas Angels
Powered by Translations.com GlobalLink Web Software