Lewati ke konten utama
Eropa

Berkejaran dengan Waktu

Ia memanggil suaminya untuk meminta bantuan, tetapi tidak ada jawaban. Bacalah tentang dampak stroke dalam mengubah kehidupan seorang wanita dalam seketika.
Angels team 20 Juli 2016

Saat itu waktu menunjukkan pukul 16:30 ketika Michelle mengalami gejala pertama. Ia sedang sibuk memindahkan perabot untuk membersihkan ruang tamu dan tiba-tiba merasa tidak enak badan. Ia bersandar ke dinding, kemudian berjongkok untuk menguatkan dirinya. Saat ia berusaha untuk bangkit, ia merasa tidak mampu lagi mengendalikan badannya. Ia memanggil suaminya untuk meminta bantuan, tetapi tidak ada jawaban.

Saat menemukannya di atas lantai, suami Michelle pun panik, tidak tahu harus berbuat apa. Ia menelepon putrinya, yang menyuruhnya untuk menelepon ambulans. Michelle tiba di rumah sakit sekitar pukul 17:20, dalam kondisi sadar dan masih tidak dapat berbicara atau menggerakkan tangan kanannya.

Anehnya, rumah sakit terkesan tidak menganggap situasinya sebagai kedaruratan saat mereka menunggu waktu untuk bertemu dokter. Mungkin itu karena Michelle tidak tampak kesakitan, dan ia berbaring dengan tenang di bangsal gawat darurat, sementara pasien yang lebih “serius" tengah ditangani. Ketika hampir 6 jam berlalu, seorang perawat merasa khawatir dengan gejalanya yang tidak kunjung membaik dan langsung menghubungi dokter spesialis. Dokter spesialis memintanya menjalani pemindaian CT yang menunjukkan adanya stroke berat. Pada saat itu sudah sangat terlambat untuk memberikan trombolisis sehingga pengobatan penunjang pun mulai diberikan.

Setelah sebulan keluar masuk ICU, Michelle pun dipindahkan ke rumah sakit rehabilitasi stroke. Dua bulan kemudian, keluarganya merasa gembira karena dokter siap untuk melepaskan trakeostominya. Hingga tahap itu, mereka telah berusaha untuk memahami Michelle dengan membaca gerak bibirnya, sebab ia tidak bisa berbicara saat terpasang trakeostomi. Mereka tidak mampu menahan kekecewaa saat trakeostomi dilepaskan, karena kata-kata yang keluar dari mulut Michele sebagian besar tidak dapat dimengerti. Terapis bicara mendiagnosisnya dengan afasia Wernicke, ia dapat berbicara dengan lancar, tetapi kata-kata yang terlontar tidak dapat dimengerti.

Michelle sekarang sudah di rumah dan sudah menunjukkan adanya pemulihan. Kendalinya untuk melakukan BAB sudah kembali, tetapi ia masih mengenakan popok dewasa untuk berjaga-jaga. Ia mampu berjalan dengan bantuan dan mulai menggunakan tangan kanannya untuk menyisir rambutnya kembali, tetapi cara berbicaranya masih belum pulih.

Di atas semua itu, dampak terbesar dari stroke yang dialami Michelle tentu saja dampak psikologis, baik baginya maupun keluarganya. Michelle saat ini harus meminum dua obat antidepresan, tetapi masih rutin mengalami depresi berat, sering kali diungkapkan dengan tangisan atau amarah yang meledak-ledak terhadap siapa pun yang ada di dekatnya pada saat itu. Kehidupannya tidak kembali lagi; sosoknya yang dulu sudah menjadi kenangan.

Orang-orang yang kenal dengannya sulit untuk mengenalinya sekarang ini. Michelle dulunya adalah sosok wanita dinamis, guru yang dihormati, seorang wanita, ibu, dan nenek. Saat ini sulit membayangkan bahwa wanita ini dulunya adalah sesosok wanita tangguh bertangan besi.

Yang tersisa hanyalah pertanyaan yang tidak pernah terjawab. Mengapa dibutuhkan waktu yang lama bagi seseorang di rumah sakit untuk menyadari bahwa ia terkena stroke? Bagaimana kondisinya seandainya ia mendapatkan perawatan lebih awal?

Misi Angels dirancang untuk memberikan kesempatan terbaik bagi pasien seperti Michelle untuk meninggalkan rumah sakit dalam kondisi ia bisa menjalani hidup seperti semula. Stroke harus dikenali sejak dini dan ditangani sebagai suatu kondisi darurat. Perawatan yang diorganisasi jaringan stroke berhasil membuat perbedaan, perbedaan yang lebih besar dari yang bisa kami bayangkan.

More stories like this

Global

The Right People

A stroke is a disaster that could be the end of life as you know it, unless you happen to be cared for by “the right person”, writes Jan van der Merwe in his introduction to the latest edition of The Angels Journey.
Afrika Selatan

Stroke Champion | Zasskia Brings Her A Game

Making a seasoned trauma nurse with bossy-big-sister energy responsible for its stroke programme has turned out to be a tipping point for a provider of private healthcare services in South Africa.
Afrika Selatan

The Right Stuff

Nurses at this Pretoria hospital would stop at nothing to transform stroke care at their facility. All they needed was a neurologist who understood their goal and shared their passion.
Bergabunglah dengan komunitas Angels
Powered by Translations.com GlobalLink OneLink Software