Skor pasien stroke pada skala RACE Catalonia menggerakkan sebuah sirkuit stroke yang unik yang dirancang untuk memberikan akses perawatan bagi siapa saja yang menjadikan wilayah ini sebagai rumah mereka. Ketergantungan pada pemindahan di dalam rumah sakit menghadirkan tantangan, namun kuncinya telah dipegang oleh komunitas stroke yang bersatu.
Let’s say it’s a few minutes after midnight in the seaside town of Cadaqués on the Costa Brava. It’s winter and the Tramuntana wind whips round the Plaça del Passeig where Marcel Duchamp used to play chess every afternoon at the Bar Melitón. An ambulance hurtles past, its siren blaring then growing fainter as it winds up the road through the mountains towards Figueres, 37 minutes away.
Di dalam ambulans, teknisi harus mengambil keputusan sesuai dengan kinerja pasien dalam sistem penilaian keparahan bagi pasien stroke yang dikenal dengan istilah Skala RACE. Skala RACE disusun di sini di Catalonia oleh sebuah kelompok kerja yang dipimpin oleh Dr. Natalia Pérez de la Ossa dan menjadi dasar bagi sistem pemindahan yang terampil namun kompleks bagi pasien stroke di seluruh wilayah tersebut.
Jika pasien dari Cadaqués memiliki skor di bawah 5, maka ia akan menerima perawatan darurat di pusat stroke terdekat, yaitu Rumah sakit Figueres, yang dipandu oleh ahli neurologi ahli yang terhubung melalui sistem telemedicine, sebelum dipindahkan ke Girona untuk memulai pemulihannya di rumah sakit yang dilengkapi unit stroke.
Namun demikian, semakin tinggi skor RACE, maka semakin besar kemungkinan pasien mengalami penyumbatan pembuluh darah besar dan bahwa perjalanan perawatannya akan berujung di pusat komprehensif dengan kapasitas untuk melakukan trombektomi endovaskular.
Serangkaian panggilan penting berlangsung seiring malam menjelang.
Pertama, koordinator EMS melakukan panggilan ke ahli neurologi stroke yang merujuk untuk wilayah tersebut untuk menentukan tujuan yang paling tepat dan mengaktifkan sumber daya yang diperlukan. Karena tidak ada kontraindikasi untuk trombolisis intravena, keputusannya adalah dengan memindahkan pasien ke Rumah Sakit Figueres, yang selanjutnya mendapatkan pemberitahuan terlebih dahulu melalui panggilan telepon.
Sesampainya di sana, sebuah panggilan video menghubungkan tim stroke dengan ahli neurologi stroke yang sama yang akan menentukan apakah pasien merupakan kandidat bagi tindakan rekanalisasi, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan dari jarak jauh dan dengan mempelajari pemindaian CT yang akan diunggah ke sebuah platform online dalam waktu dua menit.
Jika dikonfirmasi atau diduga kuat terdapat penyumbatan pembuluh besar, maka setelah menjalani trombolisis intravena, pasien kami dari Cadaqués akan berangkat melanjutkan perjalanan berikutnya.
Jaringan yang menghubungkan para profesional di seluruh wilayah Catalan ditentukan dengan tepat. Karena perawatan endovaskular masih belum tersedia di Rumah Sakit Josep Trueta di Girona pada malam hari, maka tujuannya adalah Barcelona, seiring ambulans kedua membawa pasien kami ke pusat komprehensif yang ditunjuk yang melayani pasien stroke dari provinsi Girona jika trombektomi tidak tersedia di rumah sakit di Girona.
Perjalanan ke Rumah Sakit Germans Trias menempuh waktu sekitar satu jam 33 menit, di sana kita juga akan bertemu dengan Dr. Natalia Pérez de la Ossa, penyusun Skala RACE dan selama 18 bulan terakhir telah menjabat sebagai direktur program stroke Catalonia.
Koordinasi perawatan stroke secara terpusat di Catalonia merupakan peninggalan otoritas kesehatan setempat yang sekitar 17 tahun lalu menetapkan perlunya program penatalaksanaan untuk kondisi yang umum dialami di wilayah tersebut, papar Dr. Pérez de la Ossa saat rehat yang terbilang langka dari menangani kondisi darurat. Perencanaan stroke tersebut didukung oleh Departemen Kesehatan Catalan dan dikelola oleh direktur, perawat, dan manajer data yang berkolaborasi dengan dewan penasihat serta kelompok kerja yang terdiri dari para spesialis dari seluruh wilayah tersebut.
Direktur pertama untuk perencanaan stroke regional adalah Miquel Gallofré, dan delapan tahun kemudian diteruskan oleh Sònia Abilleira. Jika nama-nama mereka terdengar familier, hal ini karena Anda akan sering menjumpai mereka, dan sering bertemu, mengutip mereka sebagai penulis dalam penelitian perawatan stroke yang dipublikasikan dalam jurnal-jurnal terkemuka. Tidak diragukan lagi bahwa mereka saling mendukung, atau bahwa kerja sama tim seperti ini merupakan penggerak bagi organisasi stroke di wilayah mereka.
Tantangan dalam menyediakan cakupan stroke bagi seluruh penduduk di Catalonia berhasil ditaklukkan oleh sebuah sistem tiga tingkat yang terdiri dari enam pusat komprehensif bersertifikat (semua berbasis di Barcelona), delapan pusat stroke primer, dan 16 rumah sakit dalam jaringan telestroke. Pelatihan dan kolaborasi antara pusat stroke komprehensif dan primer telah memungkinkan dibukanya pusat-pusat yang siap menangani trombektomi di kota-kota seperti Girona, Lleida, Tarragona, dan Sabadell, dengan jadwal yang semakin luas. Ini akan mengurangi jarak, tetapi pemindahan antar-rumah sakit tetap disertakan ke dalam model terpusat.
Tantangan yang berdampak terhadap waktu pemindahan mengemuka dalam sebuah Program Pelatihan Telestroke virtual yang diselenggarakan pada bulan Juni dan dihadiri hampir oleh 800 peserta yang terlibat dalam perawatan stroke akut, termasuk dokter, perawat, teknisi radiologi, dan profesional EMS. Target pelatihan meliputi upaya mendeteksi peluang untuk perbaikan dalam sirkuit kode stroke pra-, intra-, dan antar-rumah sakit serta menciptakan kondisi yang diperlukan untuk memenuhi target 2021 terkait perawatan dan waktu pemindahan, urai konsultan Angels Belén Velázquez yang bersama dengan Dr Pérez de la Ossa menyusun survei untuk diisi oleh peserta sebagai persyaratan pendaftaran.
Dirancang untuk mengidentifikasi mata rantai yang lemah dalam sistem dengan keakuratan tinggi, temuan dari survei akan, bersama-sama dengan pembelajaran dari diskusi interaktif, menjadi landasan bagi serangkaian intervensi untuk memitigasi kerentanan.
Dr Pérez de la Ossa menyebutkan tantangan-tantangan tersebut: penundaan intra-rumah sakit, kadang-kadang disebabkan protokol yang sudah kuno; kegagalan untuk bertindak secara efisien dalam pra-peringatan serta mempercepat pencitraan saraf dan mengaktifkan sistem telestroke; beralih ke unit ambulans canggih untuk pemindahan sekunder; penundaan pemindahan sekunder yang disebabkan oleh formalitas administratif yang memakan waktu.
Ada pula berita baik, di antaranya bahwa pelatihan tersebut membantu menumbuhkan hubungan dan saling pengertian dalam jaringan stroke akut. “Ini merupakan kesempatan bagi pusat-pusat komprehensif untuk memahami tantangan yang dihadapi oleh rumah sakit kecil, misalnya, dan agar setiap orang memahami permasalahan yang dijumpai oleh EMS dalam sirkuit intra-rumah sakit,” papar Dr Pérez de la Ossa.
Ia meyakini bahwa sebuah komunitas yang disatukan oleh satu tujuan merupakan hal yang sangat penting bagi kesuksesan jaringan stroke. Memetakan teritorial dan distribusi populasi Anda adalah kunci untuk membangun sebuah jaringan stroke yang berdaya guna namun membangun koneksi antar rumah sakit dan menjalin hubungan antar profesional yang pada akhirnya mendatangkan manfaat bagi pasien. Berbagi registri stroke bersama yang melalui registri tersebut data dapat divisualisasikan dan digunakan untuk riset klinis, dan berkolaborasi dalam uji klinik berbasis teritorial seperti REVASCAT atau RACECAT juga menguatkan motivasi dan keterlibatan.
Sebagai direktur perencanaan stroke di Catalonia, Dr Pérez de la Ossa akan memprioritaskan pengelolaan dan standardisasi, evaluasi berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas, dan perbaikan dalam mengelola perawatan pascastroke.
Intervensi multidisipliner dalam perawatan pascastroke adalah sebuah pengembangan yang ia harapkan kehadirannya dalam perawatan stroke di seluruh dunia. Ia juga menyelaraskan dirinya dengan misi Angels Initiative untuk menjamin akses terhadap perawatan optimal bagi semua pasien stroke, di mana pun mereka berada. “Khususnya terkait ketersediaan terapi dalam fase akut, yang kemungkinan besar dapat mengubah perjalanan penyakit ini, kita membutuhkan kesetaraan yang lebih baik di seluruh dunia.”