Lewati ke konten utama
Portugal

Menjalani Normalitas Baru | Bagian I

Dianggap sebagai salah satu titik terang di Portugal, Pusat Rumah Sakit Tondela-Viseu membagikan pengalamannya tentang perawatan stroke selama pandemi Covid.
Tim Angels 21 Agustus 2020

Sejak pandemi dimulai, sebagian besar kita harus beradaptasi dengan "normalitas baru" dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk di dalamnya bekerja dan bersekolah dari rumah, selalu menjaga jarak sosial yang aman, dan mengenakan masker di ruang publik. 

Tim stroke Pusat Rumah Sakit Tondela-Viseu

Namun demikian tidak demikian halnya dengan tenaga kesehatan profesional. Bahkan sebaliknya, pasien terus berdatangan ke rumah sakit dan mereka harus dirawat secara langsung, karena semua penyakit lain tidak berhenti dengan adanya COVID-19. 

Dengan adanya kekhawatiran tertular virus jika kita tidak cukup berhati-hati, dapat menyebabkan respons atau perawatan yang lebih lambat bagi pasien. Hal ini telah menjadi kekhawatiran di kalangan dokter spesialis stroke, karena dalam kasus pasien stroke, waktu tetap dan akan selalu menjadi kunci utama. 

Claudia Quieroga dan Dr. Ana Gomes

Dr. Ana Gomes, koordinator unit stroke dari Pusat Rumah Sakit Tondela-Viseu yang juga merupakan Koordinator RES-Q Portugal dan pendukung kuat Angels Initiative, merupakan salah satu dokter yang mengkhawatirkan dampak pandemi terhadap kecepatan perawatan pasien stroke. 

Portugal menyelenggarakan webinar COVID-19 yang pertama pada 3 April 2020, dan ia melihat sendiri bagaimana banyak rumah sakit melaporkan waktu tunggu yang lebih lambat, waktu DTN yang lebih lambat, dan tren mengkhawatirkan lainnya dikarenakan COVID-19. Sebagai orang yang berorientasi terhadap data, ia ingin melihat sendiri bagaimana dampak pandemi terhadap alur perawatan stroke di rumah sakitnya. 

Dianggap sebagai salah satu titik terang di Portugal, tim stroke di rumah sakit ini sangat antusias terhadap pembelajaran dengan mengadakan simulasi dan terus-menerus menerapkan pemantauan kualitas (mereka mendaftarkan sebagian besar pasien ke dalam RES-Q untuk Portugal), sebagaimana dibuktikan melalui sembilan Penghargaan ESO-Angels yang telah mereka menangkan, lima di antaranya adalah penghargaan tingkat Diamond. 

Pada tahap ini, rumah sakit telah memasukkan sejumlah normalitas ke dalam rutinitasnya, tetapi saat puncak pandemi, Unit Stroke mereka dipindahkan ke ruangan lain agar menyediakan ruang bagi pasien COVID-19. Mereka juga harus menghadapi beberapa kesulitan seperti ketika seluruh perawat Unit Stroke harus menjalani karantina selama 14 hari.  

Simulasi stroke Pusat Rumah Sakit Tondela-Viseu

Protokol mereka adalah mengasumsikan bahwa semua pasien stroke terinfeksi virus COVID-19. Ketika calon pasien stroke tiba di UGD, mereka harus mengenakan APD tetapi berbagai aspek lainnya akan tetap sama, termasuk pranotifikasi (pasien yang diterima sudah mengenakan APD), tes darah prioritas, diarahkan ke CT, dan ditangani di CT. 

Jika ada kecurigaan tinggi bahwa pasien mungkin mengalami infeksi, CT toraks akan dilakukan setelah perawatan diberikan. Setelah semua tes radiologi (termasuk angio) selesai dilakukan, pasien akan dibawa ke ruang UGD guna pengambilan sampel untuk keperluan tes COVID-19, dan mereka akan tetap berada di sana hingga hasil tes keluar. Dalam kasus kandidat trombektomi, pasien dialihkan dan diterima dengan asumsi bahwa mereka adalah pasien positif COVID-19. 

Pada bulan Mei 2020, Dr. Gomes memutuskan bahwa sudah tiba saatnya untuk mengevaluasi protokol ini dengan melakukan simulasi buta dan, setelah menerima persetujuan dari Direktur UGD, ia pun mengundang Konsultan Angels Claudia Queiroga untuk melakukan pengamatan. 

“Perbedaan utama yang dapat saya lihat adalah PPE. Orang-orang yang berada di sekitar pasien harus mengenakan satu set, dan mereka yang tidak harus menjaga jarak. Berpakaian seperti ini tampaknya sedikit membuat frustrasi tetapi tim sangat efisien karena mereka sudah terbiasa,” katanya. 

Tim Stroke Pusat Rumah Sakit Tondela-Viseu setelah simulasi

Hasil simulasi cukup mengejutkan bagi setiap orang yang terlibat. Secara rata-rata tidak terdapat banyak perbedaan dalam hal waktu dan kinerja tim dibandingkan sebelum pandemi. Simulasi tersebut pada akhirnya menyadarkan tim bahwa, terlepas dari semua kekhawatiran mereka, COVID-19 tidak berdampak terlalu signifikan terhadap kode stroke. Jika kita terus berlatih dalam semua langkah krusial, seperti cara mengenakan APD dengan cepat, segalanya akan terasa alami seperti sebelum masa pandemi. 
 

Klik di sini untuk membaca cerita bagian II

Lebih banyak cerita seperti ini

Kolombia

Nyala Api di Jiwa

Sebagai mahasiswa pada shift pertamanya di ER, Dr Ángel Corredor mendengar jawaban yang tidak dia terima dan melihat masa depan yang tidak dia inginkan. Kemudian dia ingin mengubahnya.
Kolombia

Malaikat di Armenia

Konsultan Angels Bibiana Andrea Garcés senang bekerja di wilayah kopi Kolombia di mana kota kecil Armenia menawarkan bukti bahwa kesuksesan tidak datang sebagai hasil dari sumber daya tetapi dari semangat dan keinginan untuk mewujudkannya.
Kolombia

Emas pertama untuk Karibia

Penghargaan untuk perawatan stroke merupakan pencapaian utama tidak hanya untuk Rumah Sakit Serena del Mar tetapi juga untuk seluruh wilayah Karibia di Kolombia, tulis konsultan Angels Laura Prada.
Bergabunglah dengan komunitas Angels
Powered by Translations.com GlobalLink Web Software